Penulis rahimahullah berkata:
Dari Abdullah bin Amr radhiyallahu ‘anhuma, bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
“Tidaklah beriman salah seorang dari kalian sampai hawa nafsunya mengikuti apa yang aku bawa.”
Imam an-Nawawi berkata, “Hadis ini sahih. Kami meriwayatkannya dalam kitab al-Hujjah dengan sanad yang sahih.”
Imam an-Nawawi menilai hadis ini sebagai hadis sahih dalam kitab al-Hujjah fi Bayan al-Mahajjah, karya Abu Fath Ibrahim al-Maqdisi asy-Syafi’i rahimahullah.
Kitab tersebut disusun berdasarkan prinsip Ahlus Sunnah wal Jama’ah. Namun, Ibnu Rajab–rahimahullah–dalam kitab Jami’ al-‘Ulum wal-Hikam berkata:
“Menilai hadis ini sahih, tidak tepat ditinjau dari berbagai aspek.” Lalu beliau menyebutkan beberapa alasan.
Syaikh Ibnu Baz mengatakan: “Hadis ini lemah, tetapi maknanya tidak diragukan lagi kebenarannya.”
“Tidaklah beriman salah seorang dari kalian sampai hawa nafsunya mengikuti apa yang aku bawa.”
Ahmad Salamah, tahukah engkau apa makna asal dari kata hawa? Maknanya adalah kecondongan kepada sesuatu yang menyelisihi kebenaran. Itulah makna asal dari kata hawa.
Namun, terkadang kata hawa juga digunakan untuk merujuk pada kecenderungan dan cinta.
Pernahkah Anda mendengar Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bertanya atau bersabda sesuatu tentang hawa nafsu?
Pertanyaan ini pernah diajukan seorang Tabi’in kepada Shafwan bin Assal radhiyallahu ‘anhu wa ardhahu. Ia menjawab: “Hawa nafsu berarti cinta… hawa nafsu berarti cinta.”
Jadi, tidaklah beriman salah seorang dari kalian hingga kecondongan hati, cinta, dan hawa nafsunya tunduk kepada risalah yang dibawa oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Maka, siapa yang mencintai Allah dan Rasul-Nya, pasti ia juga mencintai apa yang dicintai oleh Allah dan Rasul-Nya. Ia juga membenci apa saja yang dibenci oleh Allah dan Rasul-Nya,
Ia akan ridha terhadap apa yang diridhai oleh Allah dan Rasul-Nya shallallahu ‘alaihi wa sallam. Ia pun akan murka terhadap apa yang membuat Allah dan Rasul-Nya murka.
Ketika seseorang terjerumus dalam kemaksiatan, itu menunjukkan adanya kekurangan dalam apa? Kekurangan dalam kecintaannya kepada Allah dan Rasul-Nya.
Namun, tidak bisa dikatakan bahwa orang yang bermaksiat berarti tidak mencintai Allah. Tidaklah demikian.
Dikisahkan, dulu ada seseorang yang dicambuk karena meminum khamr. Salah seorang Sahabat pun berkata: “Semoga Allah melaknatnya! Betapa sering ia dicambuk karena minum khamr!” Nabi lalu bersabda: “Janganlah kamu melaknatnya!”
Perhatikan, wahai saudara-saudaraku, perasaan seseorang harus dikendalikan dengan aturan syariat.
Kemudian Nabi melanjutkan: “Sesungguhnya aku tahu bahwa ia mencintai Allah dan Rasul-Nya.” Padahal, orang itu minum khamr.
Namun, tidak diragukan bahwa terjatuh dalam kemaksiatan adalah tanda kurangnya kecintaan seseorang kepada Allah. Karena, seandainya ia mencintai Allah dengan cinta yang sempurna …niscaya ia akan mencintai apa yang dicintai oleh Allah dan membenci apa yang dibenci oleh-Nya.
Ada tiga perkara yang jika seseorang memilikinya, maka ia akan merasakan manisnya iman: Allah dan Rasul-Nya lebih ia cintai daripada selain keduanya. Ia mencintai seseorang hanya karena Allah.
Cinta kepada Allah adalah fondasi utama. Lalu dari cinta itu bercabanglah kecintaan kepada orang-orang yang dicintai oleh Allah dan Rasul-Nya. Juga kecintaan terhadap segala sesuatu yang dicintai oleh Allah dan Rasul-Nya.
Kesimpulannya, seseorang tidak bisa mencapai keimanan yang sempurna, wahai saudaraku, sampai kecenderungan dan hawa nafsunya sejalan dengan apa yang dibawa oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.
====
قَالَ رَحِمَهُ اللَّهُ
عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَمْرٍو رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ
لَا يُؤْمِنُ أَحَدُكُمْ حَتَّى يَكُونَ هَوَاهُ تَبَعًا لِمَا جِئْتُ بِهِ
قَالَ النَّوَوِيُّ حَدِيثٌ صَحِيحٌ رَوَيْنَاهُ فِي كِتَابِ الْحُجَّةِ بِإِسْنَادٍ صَحِيحٍ
النَّوَوِيُّ صَحَّحَ هَذَا الْحَدِيثَ فِي كِتَابِ الْحُجَّةُ فِي بَيَانِ الْمَحَجَّةِ لِأَبِي فَتْحٍ إِبْرَاهِيمَ الْمَقْدِسِيِّ الشَّافِعِيِّ رَحِمَهُ اللَّهُ
وَالْكِتَابُ عَلَى أُصُولِ أَهْلِ السُّنَّةِ وَالْجَمَاعَةِ لَكِنْ ابْنُ رَجَبٍ فِي جَامِعِ الْعُلُوْمِ وَالْحِكَمِ كَانَ يَقُولُ رَحِمَهُ اللَّهُ
يَعْنِي تَصْحِيحُهُ بَعِيدٌ مِنْ وُجُوهٍ وَذَكَرَ عِدَّةَ أَوْجُهٍ
الشَّيْخُ ابْنُ بَازٍ يَقُولُ هَذَا الْحَدِيثُ ضَعِيفٌ لَكِنْ مَعْنَاهُ لَا شَكَّ صَحِيحٌ
لَا يُؤْمِنُ أَحَدُكُمْ حَتَّى يَكُونَ هَوَاهُ تَبَعًا لِمَا جِئْتُ بِهِ
الْأَصْلُ فِي الْهَوَى يَا أَحْمَدُ سَلَامَةَ يُطْلَقُ عَلَى مَاذَا؟ الْمَيْلُ إِلَى خِلَافِ الْحَقِّ هَذَا الْأَصْلُ فِيهِ
وَقَدْ يُطْلَقُ عَلَى الْمَيْلِ وَالْمَحَبَّةِ
هَلْ سَمِعْتَ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَسْأَلُ أَوْ يَقُولُ فِي الْهَوَى شَيْئًا
يَقُولُهُ أَحَدُ التَّابِعِيْنَ لِصَفْوَانَ بْنِ عَسَّالٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ وَأَرْضَاهُ يَعْنِي الْهَوَى الْمَحَبَّةُ الْهَوَى الْمَحَبَّةُ
لاَ يُؤْمِنُ أَحَدُكُمْ حَتَّى يَكُونَ مَيْلُهُ وَمَحَبَّتُهُ وَهَوَاهُ تَبَعًا لِمَا جَاءَ بِهِ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
فَمَنْ أَحَبَّ اللَّهَ وَرَسُولَهُ أَحَبَّ مَا أَحَبَّهُ اللَّهُ وَرَسُولُهُ وَكَرِهَ مَا كَرِهَهُ اللَّهُ وَرَسُولُهُ
وَرَضِيَ بِمَا رَضِيَ بِهِ اللَّهُ وَرَسُولُهُ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَسَخِطَ مَا يُسْخِطُ اللَّهَ تَعَالَى وَرَسُولَهُ
فَإِنَّ وُقُوعَ الْإِنْسَانِ فِي الْمَعَاصِي نَقْصٌ فِي مَاذَا؟ فِي مَحَبَّتِهِ لِلَّهِ وَرَسُولِهِ
لَا يُقَالُ كَوْنُ الإِنْسَانِ عَاصٍ فَهُوَ لَا يُحِبُّ اللَّهَ لَا
وَقَدْ جِيءَ بِرَجُلٍ يُجْلَدُ فِي الْخَمْرِ فَقَالَ أَحَدُ الصَّحَابَةِ لَعَنَهُ اللَّهُ مَا أَكْثَرَ مَا يُجْلَدُ فِي الْخَمْرِ قَالَ لَا تَلْعَنْهُ
شُوفُوا يَا إِخْوَانَ الْعَوَاطِفُ تُضْبَطُ بِحُدُودِ الشَّرْعِ
فَإِنِّي عَلِمْتُهُ يُحِبُّ اللَّهَ وَرَسُولَهُ مَعَ أَنَّهُ يَشْرَبُ الْخَمْرَ
لَكِنْ لَا شَكَّ أَنَّ وُقُوعَ الْإِنْسَانِ فِي الْمَعَاصِي نَقْصٌ فِي مَحَبَّتِه إِذْ لَو أَحَبَّ اللَّهَ مَحَبَّةً كَامِلَة أَحَبَّ مَا يُحِبُّهُ اللَّهُ وَأَبْغَضَ مَا يُبْغِضُهُ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ
ثَلَاثٌ مَنْ كُنَّ فِيهِ وَجَدَ بِهِنَّ حَلَاوَةَ الْإِيمَانِ أَنْ يَكُونَ اللَّهُ وَرَسُولُهُ أَحَبَّ إِلَيْهِ مِمَّا سِوَاهُمَا وَأَنْ يُحِبَّ الْمَرْءَ هَذَا يَعْنِي إِلَّا لِلهِ
مَحَبَّةُ اللَّهِ أَصْلٌ لَكِنَّهَا تَفَرَّعَتْ وَامْتَدَّتْ إِلَى مَحَبَّةِ مَنْ يُحِبُّهُ اللَّهُ وَرَسُولُهُ وَمَحَبَّةِ مَا يُحِبُّهُ اللَّهُ تَعَالَى وَرَسُولُهُ
الْمَقْصُودُ أَنَّهُ لَا يُؤْمِنُ الْإِنْسَانُ الْإِيمَانُ الْوَاجِبُ يَا إِخْوَانُ حَتَّى يَكُونَ مَيْلُهُ وَهَوَاهُ تَبَعًا لِمَا جَاءَ بِهِ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ